mercoledì 21 giugno 2017

Cara melacak hp yg hilang

TIPS JIKA HP HILANG
Tips apabila kehilangan handphone dari pencurian / kehilangan​.```

*Jika handhpone anda hilang. Di curi atau tertinggal di suatu tempat. Namun anda lupa.*
*Tahukah Anda..!!!*
*Anda bisa melacaknya.*

```Kebanyakan dari kita senantiasa bingung waktu hp kita dicuri/hilang.```

*Setiap hp memiliki no IMEI yaitu* *_(International Mobile Equipment Identity.)_* *Yang dapat digunakan untuk melacak keberadaan hp anda di mana saja di seluruh dunia.*

```Cara melihat fungsi dari IMEI.```

*1. Tekan *#06# lalu ok/call  pada hp anda.*

*2. Hp anda akan menunjukkan ​15 digit no IMEI yang unik.*

*3. Catat no IMEI tersebut di tempat yang aman. Jangan catat di dalam hp anda sendiri. Karena ini adalah nomor yang akan membantu melacak hp anda apabila hp anda dicuri atau hilang.*

*4. Seandainya hp anda dicuri, anda hanya perlu ​E-mail 15 digit No. IMEI ke cop@vsnl.net​ beserta data-2 seperti di bawah.*

*Nama anda:*
____________________
*Alamat:*
______________________
*Model hp:*
_________________
*Buatan:*
_________________________
*No. terakhir digunakan:*
_________________
*E-mail untuk dihubungi:*
_____

*Tgl kehilangan:*
___________________
*No. IMEI:*
_______________________

*5. Tidak perlu ke kantor polisi.*

*6. Hp Anda akan terlacak dalam tempo 24 jam melalui sistem GPRS dan internet. Anda akan dapat melacak di mana posisi hp anda berada. Walaupun kartu SIM anda telah ditukar.*

*_SEBARKAN PESAN INI KARENA SANGAT MEMBANTU._*

lunedì 19 giugno 2017

niat zakat


♻ *NIAT ZAKAT*♻

🍏 *Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri*
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺍَﻥْ ﺍُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْ ﺴِﻰْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

🍏 *Niat Zakat Fitrah untuk Istri*
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﺯَﻭْﺟَﺘِﻲْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

🍏 *Niat Zakat Fitrah untuk Anak Laki-laki*
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻭَﻟَﺪِﻱْ ... ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

🍏 *Niat Zakat Fitrah untuk Anak Perempuan*
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﺑِﻨْﺘِﻲْ ... ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

🍏 *Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga*
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻨِّﻰْ ﻭَﻋَﻦْ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﻣَﺎ ﻳَﻠْﺰَﻣُﻨِﻰْ ﻧَﻔَﻘَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺮْﻋًﺎ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

🍏 *Niat Zakat Fitrah untuk Orang yang Diwakilkan*
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ..…) ) ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

🍏 *Bacaan Do'a Ketika Menerima Zakat*
ﺁﺟَﺮَﻙ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﻋْﻄَﻴْﺖَ، ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﺑْﻘَﻴْﺖَ ﻭَﺟَﻌَﻠَﻪُ ﻟَﻚَ ﻃَﻬُﻮْﺭًﺍ

🍀 *"WAKTU MENGELUARKAN ZAKAT "* 🍀

*Waktu pelaksanaan mengeluarkan zakat fitrah terbagi menjadi 5 kelompok :*

✅ 1. *Waktu wajib*. Yaitu, ketika menemui bulan Ramadhan dan menemui sebagian awalnya bulan Syawwal. Oleh sebab itu orang yang meninggal setelah maghribnya malam 1 Syawwal, wajib dizakati.
Sedangkan bayi yang lahir setelah maghribnya malam  1 Syawwal tidak wajib dizakati.

✅ 2. *Waktu Jawaz*. Yaitu, sejak awalnya bulan Ramadhan sampai memasuki waktu wajib.

✅ 3. *Waktu Fadhilah*. Yaitu, setelah terbit fajar dan sebelum sholat hari raya.

✅ 4. *Waktu makruh*. Yaitu, setelah sholat hari raya sampai menjelang tenggelamnya matahari pada tanggal 1 Syawwal kecuali jika ada udzur seperti menanti kerabat atau orang yang lebih membutuhkan, maka hukumnya tidak makruh.

✅ 5. *Waktu haram*. Yaitu, setelah tenggelamnya matahari tanggal 1 Syawwal kecuali jika ada udzur seperti hartanya tidak ada di tempat tersebut atau menunggu orang yang berhak menerima zakat, maka hukumnya tidak haram.

Sedangkan dari zakat yang dikeluarkan _setelah tanggal 1 Syawwal_ adalah qodho’.....

_*Semoga Bermanfaat Al faqhir Aby mu2

domenica 11 giugno 2017

LIDAH DIPOTONG KERANA MEMUJI RASULULLAH SAW

LIDAH DIPOTONG KERANA MEMUJI RASULULLAH SAW

Dahulu di masa lalu seorang penyair hebat dan sangat terkenal iaitu Syaikh Farazdaq dimana beliau selalu asyik memuji Rasulullah Saw., beliau mempunyai kebiasaan melakukan ibadah haji setiap tahunnya.

Suatu waktu ketika beliau melakukan ibadah haji kemudian datang berziarah ke makam Rasulullah Saw. dan membaca qasidah di makam baginda Saw. dan ketika itu ada seseorang yang mendengarkan qasidah pujian yang dilantunkannya.

Setelah selesai membaca qasidah, orang itu menemui Syaikh Farazdaq dan mengajak beliau untuk makan siang ke rumahnya. Beliau pun menerima ajakan orang tersebut dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari Madinah al-Munawwarah sampailah keduanya di rumah yang dituju.

Sesampainya di dalam rumah, orang tersebut memegangi Syaikh Farazdaq dan berkata: “Sungguh aku sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad, dan kubawa engkau ke sini untuk ku gunting lidahmu!”

Maka orang itu menarik lidah beliau lalu mengguntingnya dan berkata: “Ambillah potongan lidahmu ini dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad!”

Maka Syaikh Farazdaq pun menangis kerana rasa sakit dan juga sedih tidak boleh lagi membaca syair untuk Sayyidina Muhammad Saw. Kemudian beliau datang ke makam Rasulullah Saw. seraya berdoa: “Ya Allah jika penghuni makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan untuknya maka biarkan aku tidak lagi bolih berkata kata seumur hidupku, kerana aku tidak memerlukn lidah ini kecuali hanya untuk memujiMu dan memuji NabiMu. Namun jika Engkau dan NabiMu redha maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula.”

Beliau terus menangis hingga tertidur dan bermimpi berjumpa dengan Rasulullah Saw. yang berkata: “Aku suka mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu.”

Lalu Rasulullah Saw. mengambil potongan lidah itu dan mengembalikannya pada tempatnya semula. Ketika Syaikh Farazdaq terbangun dari tidurnya beliau mendapati lidahnya telah kembali seperti sediakala, maka beliaupun bertambah dahsyat memuji Rasulullah Saw.

Hingga di tahun selanjutnya beliau datang lagi menziarahi Rasulullah Saw. dan kembali membaca pujian-pujian untuk Rasulullah Saw. Dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta berwajah cerah menemui beliau dan mengajak beliau untuk makan siang di rumahnya.

Beliau teringat kejadian tahun yang lalu namun beliau tetap menerima ajakan tersebut sehingga beliau dibawa ke rumah anak muda itu. Sesampainya di rumah anak muda itu, beliau dapati rumah itu adalah rumah yang dulu pernah beliau datangi lalu lidah beliau dipotong.

Anak muda itu pun meminta beliau untuk masuk yang akhirnya beliau pun masuk ke dalam rumah itu hingga mendapati sebuah kurungan besar terbuat dari besi dan di dalamnya ada seekor kera yang sangat besar dan kelihatan sangat ganas, maka anak muda itu berkata: “Engkau lihat kera besar yang ada di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yang dahulu telah menggunting lidahmu, maka keesokan harinya Allah mengubahnya menjadi seekor kera.”

Dan hal yang seperti ini telah terjadi pada ummat terdahulu, sebagaimana firman Allah Swt.:

فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ ( الأعراف :166 )

“Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang, Kami katakan kepada mereka: “Jadilah kalian kera yang hina”. (QS. al-A’raf ayat 166)

Kemudian anak muda itu berkata: “Jika ayahku tidak boleh sembuh maka lebih baik Allah matikan saja.”

Maka Syaikh Farazdaq berdoa: “Ya Allah aku telah memaafkan orang itu dan tidak ada lagi dendam dan rasa benci kepadanya.”

Dan seketika itu pun Allah Swt. mematikan kera itu dan mengembalikannya pada wujud yang semula.

Dari kejadian ini jelaslah bahwa sungguh Allah Swt. mencintai orang-orang yang suka memuji Nabi Muhammad Saw. Kerana pujian kepada Nabi Muhammad Saw. disebabkan oleh cinta dan banyak memuji kepada Nabi Muhammad Saw. bererti pula banyak mencintai beliau Saw.

Dan semakin banyak orang yang berzikir, bersalawat dan memuji Nabi Muhammad Saw., maka Allah akan semakin menjauhkan kita, wilayah kita dan wilayah-wilayah sekitar dari musibah dan digantikan dengan curahan rahmat.

Yaa sayyidi... yaa rosuulaalloh...

SILA SHARE DAN SEBARKAN (dari ustad  iqbal zain)dari grup sebelah

*K.H Maimun Zubair*

*K.H Maimun Zubair*

# jika engkau melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah...barangkali itu menjadi penyebab ampunan bagimu di akherat.

# Jika engkau menjumpai batu kecil di jalan yang bisa menggangu jalannya kaum muslimin, maka singkirkanlah, barangkali itu menjadi penyebab dimudahkannya jalanmu menuju syurga.

# Jika engkau menjumpai anak ayam terpisah dari induknya, maka ambil dan susulkan ia dengan induknya, semoga itu menjadi penyebab Allah mengumpulkan dirimu dan keluargamu di surga.

# Jika engkau melihat orang tua membutuhkan tumpangan, maka antarkanlah ia... barangkali itu mejadi sebab kelapangan rezekimu di dunia.

# Jika engkau bukanlah seorang yang mengusai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif ba' ta' kepada anak2 mu, setidaknya itu menjadi amal jariyah untukmu..yang tak akan terputus pahalanya meski engkau berada di alam kuburmu.

*JIKA ENGKAU TIDAK BISA BERBUAT KEBAIKAN SAMA SEKALI, MAKA TAHANLAH TANGAN DAN LISANMU DARI MENYAKITI....SETIDAKNYA ITU MENJADI SEDEKAH UNTUK DIRIMU.*

Al-Imam Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata:

رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ ، وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ

“Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya. Dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya”

Jangan pernah meremehkan kebaikan, bisa jadi seseorang itu masuk surga bukan karena puasa sunnahnya, bukan karena panjang shalat malamnya tapi bisa jadi karena akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda

*Rasulullah bersabda:*

« لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ ».

“Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya)bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum".(HR. Muslim)

Mari Awali esok hari dg Pikiran dan prilaku positif, semangat meraih hasil terbaik serta saling mendoakan akan keberkahan.. Aamiin....

*Renungan Utk kita selalu muhasabah.....*
*Semoga bermanfaat.* 🙏

🌼 Ada Lima perkara, kita semua pasti inginkan serta berusaha untuk mendapatkan nya

🌼 Ada Lima perkara, kita semua pasti inginkan serta berusaha untuk mendapatkan nya.

1. Wajah yang menarik
2. duit yg byk
3. sehat dan kuat
4. anak-anak yang patuh  dan sukses
5. Tidur nyenyak tanpa Obat penenang

🌾 Hal itu Mudah kita peroleh.. hanya butuh waktu 15 menit saja.

Bagaimana caranya... 💬

قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم
من ترك صلاة الفجر فليس في وجهه نور

✔ 1. Nabi bersabda : Barangsiapa yang tinggalkan shalat Subuh maka wajah nya tak akan ada cahaya

ومن ترك صلاة الظهر فليس في رزقه برگة

✔ 2. Barangsiapa yang Tinggalkan shalat Dzuhur niscaya Tak ada keberkahan dalam rezeki nya.

ومن ترك صلاة العصر فليس في جسمه قوة

✔ 3. Barangsiapa yang tinggalkan shalat asar niscaya tak ada kekuatan dalam jasad nya.

ومن ترك صلاة المغرب فليس في أولاده ثمرة

✔ 4. Barangsiapa yang tinggalkan shalat Magrib niscaya tak ada buah hasil yang boleh di petik dari anak-anak nya.

ومن ترك صلاة العشاء فليس في نومه راحة’’’’

✔ 5. Barangsiapa yang tinggalkan shalat Isya' tak ada kenyamanan dalam tidur nya.

🌿 Tahu kenapa Kalimat La ilaha Illallaah tidak sampai menggerakkan bibir jika di ucapkan

🍃 Sebab ini adalah Rahmat dari Allaah kpd kita supaya jika maut menghampiri dengan mudah ia menyebutkan kalimat itu.

🌴 Mudah-mudahan tangan yang mengirim dan menyebarkan ini kelak tidak sulit untuk melafadzkan kalimat La ilaha Illallaah

📖 JADWAL MEMBACA ALQUR'AN DI BULAN RAMADHAN



Silahkan anda memilih mana yang paling sesuai menurut anda, semakin banyak akan semakin baik. Karena di bulan Ramadhan Allah lipat gandakan pahala kebaikan.

✔ Ayo kita hatamkan Al Qur'an di bulan Ramadhan 1x

Subuh   : 4 hlm
Dhuhur : 4 hlm
Ashar    : 4 hlm
Maghrib : 4 hlm
Isya'       : 4 hlm
............

✔ Ayo kita hatamkan Al Qur'an di bulan Ramadhan 2x

Subuh   : 8 hlm
Dhuhur : 8 hlm
Ashar :    8 hlm
Maghrib : 8 hlm
Isya'  :     8 hlm
............

✔ Ayo kita hatamkan Al Qur'an di bulan Ramadhan 3x

Subuh : 12 hlm
Dhuhur : 12 hlm
Ashar :  12 hlm
Maghrib : 12 hlm
Isya' : 12 hlm
............

✔ Ayo kita hatamkan Al Qur'an dalam seminggu

Subuh : 10 hlm
Dhuhur : 10 hlm
Ashar : 10 hlm
Maghrib: 7 hlm
Isya' : 20 hlm
sahur : 30 hlm
............

✔ Berikut adalah jadwal -dengan izin Allah- anda bisa menghatamkan Al Qur'an setiap minggunya di bulan Ramadhan:

1⃣ Sabtu: Al Baqoroh - Ali 'Imron.
2⃣ Ahad: Ali 'Imron - Al Maidah.
3⃣ Senin: Al An'am - At Taubah.
4⃣ Selasa: Yunus - An Nahl.
5⃣ Rabu: Al Isra' - An Nur.
6⃣ kamis: Al Furqan - Saba' & Fatir.
7⃣Jum'at: Yasin - Al Hadid.
8⃣ Sabtu- Al Mujadilah - An Naas.

✔ Ayo kita hatamkan Al Qur'an di bulan Ramadhan 30x , berarti 1 hri khatam 1x

Subuh : 100 hlm
Dhuhur : 90 hlm
Ashar : 50 hlm
Maghrib: 80 hlm
Isya' : 180 hlm
sahur : 100 hlm

Raih amal shalih dgn menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat. Jazakumullahu khoiron.

"Org yg menunjukkan pada kebaikan, itu (mendapat pahala) seperti org yg mengerjakannya"

Mari berlomba-lomba dalam menyebarkan kebaikan… Semoga itu semua menjadi ‘tabungan kebaikan’ bagi kita semua.

📃 Dari Abu Mas’ud Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa memberi petunjuk pada org lain, maka dia mendapat ganjaran sebagaimana ganjaran org yg melakukannya.”
(HR. Muslim)

📃 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ

"Jika Allah memberikan hidayah kepada seseorg melalui perantaraanmu maka itu lebih baik bagimu daripada mendapatkan unta merah (harta yg paling berharga org Arab saat itu)."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Wallahu a'lam

DAHSYAT NYA DOA SEBELUM BERBUKA PUASA

 DAHSYAT NYA DOA SEBELUM BERBUKA PUASA

Oleh : Ustadz Alwi bin Ali Alhabsyi

Ada suatu waktu yang mustajab untuk berdoa, dimana doa tersebut tidak akan ditolak oleh Allah SWT, yaitu berdoa saat "menjelang berbuka puasa" dan "menjelang makan sahur", namun sayang banyak kaum muslimin tidak mengetahuinya.

Di Mekkah & Madinah, satu jam sebelum adzan maghrib orang-orang sudah menengadahkan tangan ke langit berdoa untuk kemudahan dari segala hajat, baik hajat dunia maupun akhirat, mereka berdoa dengan syahdu sepenuh keyakinan, sampai-sampai air mata mereka mengalir deras.

Ya, berdoa meminta kpd Allah Yang Maha Kaya.

Kesalahan yang dilakukan kaum muslimin kita di sini (Indonesia) yaitu dengan menyia-nyiakan waktu yang sangat mustajab ini dengan cara ngabuburit menjelang adzan maghrib!!! Kemudian berkumpul menghadapi hidangan berbuka dan mereka sudah merasa cukup dengan hanya membaca, "Allahuma lakasumtu... atau dzahaba zhoma'u...", padahal hanya mencakup maknanya berupa laporan dan ucapan syukur.

Setelah kita memahaminya, hendaknya minimal 10 ~ 15 menit sebelum adzan maghrib (sudah dalam keadaan berwudhu) kemudian berdoa meminta apa saja (adabnya dengan didahului puji-pujian kepada Allah dan bershalawat atas Nabi Muhammad SAW, karena Allah SWT menggaransi bahwa do'a-do'a tersebut akan dikabulkan..." Allah sesuai prasangka hamba kepada-Nya".

Manfaatkanlah waktumu sobat, bukan hanya demi santapan atau berburu makanan saat jelang buka.

Berdo'alah untuk diri kita, keluarga kita, orangtua kita, sahabat kita, negeri kita.

Musuh-musuh Islam tahu betapa hebat ummat Muhammad SAW bila mereka berdo'a kepada Rabbnya disaat menjelang berbuka.

Karena itu, mereka buat tipu daya untuk melalaikannya dengan program-program TV dan media lainnya di waktu-waktu yang mustajab yaitu menjelang berbuka dan menjelang sahur (2/3 malam).

Sehingga ummat ini, mereka makan-minum, berpuasa, namun tak sempat untuk berdoa.

Semoga nasehat yang singkat ini bermanfaat bagi umat yang belum mengetahuinya.

أمـــــين يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
[5/23, 17:16] 🌏 Mariyanto 🇲🇨: Dilansir akun @panduanramadhan, ada dua waktu yang membuat doa begitu dahsyat, mustajab ketika dipanjatkan.

Yakni menjelang berbuka puasa dan menjelang sahur. Doa di dua waktu tersebut tidak akan ditolak oleh Allah SWT

HAUL AHLI BADR

*HAUL AHLI BADR*

ingatkah Anda? 17 Romadlon adalah peristiwa besar dalam islam, yaitu "Perang Badr".

Berikut nama2 Shahabat yg ikut PERANG BADR bersama Baginda Nabi Muhammad SAW :

1. Sayyiduna Muhammad Rosululloh s.a.w.
2. Abu Bakr ash-Shiddiq r.a.
3. 'Umar bin Khoththob r.a.
4. 'Utsman bin 'Affan r.a.
5. 'Ali bin Abi Tholib r.a.
6. Tholhah bin ‘Ubaidillah r.a.
7. Bilal bin Robbah r.a.
8. Hamzah bin 'Abdul Muththolib r.a.
9. 'Abdulloh bin Jahsyi r.a.
10. Zubair bin Awwam r.a.
11. Mus’ab bin 'Umair bin Hasyim r.a.
12. 'Abdurrohman bin ‘Auf r.a.
13. 'Abdulloh bin Mas’ud r.a.
14. Sa’ad bin Abi Waqqos r.a.
15. Abu Kabsyah al-Faris r.a.
16. Anasah al-Habsyi r.a.
17. Zaid bin Harithah al-Kalbi r.a.
18. Marthad bin Abi Marthad al-Ghanawi r.a.
19. Abu Marthad al-Ghanawi r.a.
20. Husain bin Harits bin 'Abdul Muththolib r.a.
21. ‘Ubaidah bin Harits bin 'Abdul Muththolib r.a.
22. Tufail bin Harits bin 'Abdul Muththolib r.a.
23. Mistah bin Usasah bin ‘Ubbad bin 'Abdul Muththolib r.a.
24. Abu Hudzaifah bin ‘Utbah bin Robi’ah r.a.
25. Subaih (maula Abi ‘Asi bin Umaiyyah) r.a.
26. Salim (maula Abu Hudzaifah) r.a.
27. Sinan bin Muhsin r.a.
28. ‘Ukasyah bin Muhsin r.a.
29. Sinan bin Abi Sinan r.a.
30. Abu Sinan bin Muhsin r.a.
31. Syuja’ bin Wahab r.a.
32. ‘Utbah bin Wahab r.a.
33. Yazid bin Ruqais r.a.
34. Muhriz bin Nadhlah r.a.
35. Robi’ah bin Aksam r.a.
36. Thoqfu bin Amir r.a.
37. Malik bin Amir r.a.
38. Mudlij bin Amir r.a.
39. Abu Makhsyi Suwaid bin Makhsyi al-To’i r.a.
40. ‘Utbah bin Ghazwan r.a.
41. Khabbab (maula ‘Utbah bin Ghazwan) r.a.
42. Hathib bin Abi Balta’ah al-Lakhmi r.a.
43. Sa’ad al-Kalbi (maula Hathib) r.a.
44. Suwaibit bin Sa’ad bin Harmalah r.a.
45. Umair bin Abi Waqqas r.a.
46. al-Miqdad bin ‘Amru r.a.
47. Mas’ud bin Robi’ah r.a.
48. Zus Syimalain 'Amru bin 'Amru r.a.
49. Khabbab bin al-Arat al-Tamimi r.a.
50. Amir bin Fuhairah r.a.
51. Suhaib bin Sinan r.a.
52. Abu Salamah bin 'Abdul Asad r.a.
53. Syammas bin Uthman r.a.
54. Al-Arqam bin Abi al-Arqam r.a.
55. Ammar bin Yasir r.a.
56. Mu’attib bin ‘Auf al-Khuza’i r.a.
57. Zaid bin Khoththob r.a.
58. Amru bin Suraqah r.a.
59. 'Abdullah bin Suraqah r.a.
60. Sa’id bin Zaid bin Amru r.a.
61. Mihja bin Akk (maula 'Umar bin Khoththob) r.a.
62. Waqid bin 'Abdullah al-Tamimi r.a.
63. Khauli bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
64. Malik bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
65. Amir bin Rabi’ah r.a.
66. Amir bin al-Bukair r.a.
67. 'Aqil bin al-Bukair r.a.
68. Khalid bin al-Bukair r.a.
69. Iyas bin al-Bukair r.a.
70. Utsman bin Maz’un r.a.
71. Qudamah bin Maz’un r.a.
72. 'Abdullah bin Maz’un r.a.
73. Al-Saib bin Uthman bin Maz’un r.a.
74. Ma’mar bin al-Harits r.a.
75. Khunais bin Huzafah r.a.
76. Abu Sabrah bin Abi Ruhm r.a.
77. 'Abdullah bin Makhramah r.a.
78. 'Abdullah bin Suhail bin Amru r.a.
79. Wahab bin Sa’ad bin Abi Sarah r.a.
80. Hatib bin Amru r.a.
81. 'Umair bin Auf r.a.
82. Sa’ad bin Khaulah r.a.
83. Abu Ubaidah Amir al-Jarah r.a.
84. Amru bin al-Harits r.a.
85. Suhail bin Wahab bin Rabi’ah r.a.
86. Safwan bin Wahab r.a.
87. Amru bin Abi Sarah bin Rabi’ah r.a.
88. Sa’ad bin Muaz r.a.
89. Amru bin Muaz r.a.
90. Al-Harits bin Aus r.a.
91. Al-Harits bin Anas r.a.
92. Sa’ad bin Zaid bin Malik r.a.
93. Salamah bin Salamah bin Waqsyi r.a.
94. ‘Ubbad bin Waqsyi r.a.
95. Salamah bin Tsabit bin Waqsyi r.a.
96. Rafi’ bin Yazid bin Kurz r.a.
97. Al-Harits bin Khazamah bin ‘Adi r.a.
98. Muhammad bin Maslamah al-Khazraj r.a.
99. Salamah bin Aslam bin Harisy r.a.
100. Abul Haitham bin al-Tayyihan r.a.
101. ‘Ubaid bin Tayyihan r.a.
102. 'Abdullah bin Sahl r.a.
103. Qatadah bin Nu’man bin Zaid r.a.
104. 'Ubaid bin Aus r.a.
105. Nasr bin al-Harits bin ‘Abd r.a.
106. Mu’attib bin ‘Ubaid r.a.
107. 'Abdullah bin Thoriq al-Ba’lawi r.a.
108. Mas’ud bin Sa’ad r.a.
109. Abu Absi Jabr bin Amru r.a.
110. Abu Burdah Hani’ bin Niyyar al-Ba’lawi r.a.
111. Asim bin Tsabit bin Abi al-Aqlah r.a.
112. Mu’attib bin Qusyair bin Mulail r.a.
113. Abu Mulail bin al-Az’ar bin Zaid r.a.
114. 'Umair bin Mab’ad bin al-Az’ar r.a.
115. Sahl bin Hunaif bin Wahib r.a.
116. Abu Lubabah Basyir bin Abdul Munzir r.a.
117. Mubasyir bin Abdul Munzir r.a.
118. Rifa’ah bin Abdul Munzir r.a.
119. Sa’ad bin ‘Ubaid bin al-Nu’man r.a.
120. ‘Uwaim bin Sa’dah bin ‘Aisy r.a.
121. Rafi’ bin Anjadah r.a.
122. ‘Ubaidah bin Abi ‘Ubaid r.a.
123. Tsa’labah bin Hatib r.a.
124. Unais bin Qatadah bin Rabi’ah r.a.
125. Ma’ni bin Adi al-Ba’lawi r.a.
126. Tsabit bin Akhram al-Ba’lawi r.a.
127. Zaid bin Aslam bin Tsa’labah al-Ba’lawi r.a.
128. Rib’ie bin Rafi’ al-Ba’lawi r.a.
129. Asim bin Adi al-Ba’lawi r.a.
130. Jubr bin ‘Atik r.a.
131. Malik bin Numailah al-Muzani r.a.
132. Al-Nu’man bin ‘Asr al-Ba’lawi r.a.
133. 'Abdullah bin Jubair r.a.
134. Asim bin Qais bin Tsabit r.a.
135. Abu Dhayyah bin Tsabit bin al-Nu’man r.a.
136. Abu Hayyah bin Tsabit bin al-Nu’man r.a.
137. Salim bin Amir bin Tsabit r.a.
138. Al-Harits bin al-Nu’man bin Umayyah r.a.
139. Khawwat bin Jubair bin al-Nu’man r.a.
140. Al-Munzir bin Muhammad bin ‘Uqbah r.a.
141. Abu ‘Uqail bin Abdullah bin Tsa’labah r.a.
142. Sa’ad bin Khaithamah r.a.
143. Munzir bin Qudamah bin Arfajah r.a.
144. Tamim (maula Sa’ad bin Khaithamah) r.a.
145. Al-Harith bin Arfajah r.a.
146. Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair r.a.
147. Sa’ad bin al-Rabi’ bin Amru r.a.
148. 'Abdullah bin Rawahah r.a.
149. Khallad bin Suwaid bin Tsa’labah r.a.
150. Basyir bin Sa’ad bin Tsa’labah r.a.
151. Sima’ bin Sa’ad bin Tsa’labah r.a.
152. Subai bin Qais bin ‘Isyah r.a.
153. ‘Ubbad bin Qais bin ‘Isyah r.a.
154. 'Abdullah bin Abbas r.a.
155. Yazid bin al-Harits bin Qais r.a.
156. Khubaib bin Isaf bin ‘Atabah r.a.
157. 'Abdullah bin Zaid bin Tsa’labah r.a.
158. Huraith bin Zaid bin Tsa’labah r.a.
159. Sufyan bin Bisyr bin Amru r.a.
160. Tamim bin Ya’ar bin Qais r.a.
161. 'Abdullah bin 'Umair r.a.
162. Zaid bin al-Marini bin Qais r.a.
163. 'Abdullah bin ‘Urfutah r.a.
164. 'Abdullah bin Rabi’ bin Qais r.a.
165. 'Abdullah bin 'Abdullah bin Ubai r.a.
166. Aus bin Khauli bin 'Abdullah r.a.
167. Zaid bin Wadi’ah bin Amru r.a.
168. ‘Uqbah bin Wahab bin Kaladah r.a.
169. Rifa’ah bin Amru bin Amru bin Zaid r.a.
170. Amir bin Salamah r.a.
171. Abu Khamishah Ma’bad bin Ubbad r.a.
172. Amir bin al-Bukair r.a.
173. Naufal bin 'Abdullah bin Nadhlah r.a.
174. ‘Utban bin Malik bin Amru bin al-Ajlan r.a.
175. ‘Ubadah bin al-Somit r.a.
176. Aus bin al-Somit r.a.
177. Al-Nu’man bin Malik bin Tsa’labah r.a.
178. Tsabit bin Huzal bin Amru bin Qarbus r.a.
179. Malik bin Dukhsyum bin Mirdhakhah r.a.
180. Al-Rabi’ bin Iyas bin Amru bin Ghanam r.a.
181. Waraqah bin Iyas bin Ghanam r.a.
182. Amru bin Iyas r.a.
183. Al-Mujazzar bin Ziyad bin Amru r.a.
184. ‘Ubadah bin al-Khasykhasy r.a.
185. Nahhab bin Tsa’labah bin Khazamah r.a.
186. 'Abdullah bin Tsa’labah bin Khazamah r.a.
187. Utbah bin Rabi’ah bin Khalid r.a.
188. Abu Dujanah Sima’ bin Kharasyah r.a.
189. Al-Munzir bin Amru bin Khunais r.a.
190. Abu Usaid bin Malik bin Rabi’ah r.a.
191. Malik bin Mas’ud bin al-Badan r.a.
192. Abu Rabbihi bin Haqqi bin Aus r.a.
193. Ka’ab bin Humar al-Juhani r.a.
194. Dhamrah bin Amru r.a.
195. Ziyad bin Amru r.a.
196. Basbas bin Amru r.a.
197. 'Abdullah bin Amir al-Ba’lawi r.a.
198. Khirasy bin al-Shimmah bin Amru r.a.
199. Al-Hubab bin al-Munzir bin al-Jamuh r.a.
200. Umair bin al-Humam bin al-Jamuh r.a.
201. Tamim (maula Khirasy bin al-Shimmah) r.a.
202. 'Abdullah bin Amru bin Haram r.a.
203. Mu'adz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
204. Mu’awwiz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
205. Khallad bin Amru bin al-Jamuh r.a.
206. ‘Uqbah bin Amir bin Nabi bin Zaid r.a.
207. Hubaib bin Aswad r.a.
208. Tsabit bin al-Jiz’i r.a.
209. 'Umair bin al-Harits bin Labdah r.a.
210. Basyir bin al-Barra’ bin Ma’mur r.a.
211. Al-Tufail bin al-Nu’man bin Khansa’ r.a.
212. Sinan bin Saifi bin Sakhr bin Khansa’ r.a.
213. 'Abdullah bin al-Jaddi bin Qais r.a.
214. Atabah bin 'Abdullah bin Sakhr r.a.
215. Jabbar bin Umaiyah bin Sakhr r.a.
216. Kharijah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
217. 'Abdullah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
218. Yazid bin al-Munzir bin Sahr r.a.
219. Ma’qil bin al-Munzir bin Sahr r.a.
220. 'Abdullah bin al-Nu’man bin Baldumah r.a.
221. Al-Dhahlak bin Haritsah bin Zaid r.a.
222. Sawad bin Razni bin Zaid r.a.
223. Ma’bad bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
224. 'Abdullah bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
225. 'Abdullah bin 'Abdi Manaf r.a.
226. Jabir bin 'Abdullah bin Riab r.a.
227. Khulaidah bin Qais bin al-Nu’man r.a.
228. An-Nu’man bin Yasar r.a.
229. Abu al-Munzir Yazid bin Amir r.a.
230. Qutbah bin Amir bin Hadidah r.a.
231. Sulaim bin Amru bin Hadidah r.a.
232. Antarah (maula Qutbah bin Amir) r.a.
233. Abbas bin Amir bin Adi r.a.
234. Abul Yasar Ka’ab bin Amru bin Abbad r.a.
235. Sahl bin Qais bin Abi Ka’ab bin al-Qais r.a.
236. Amru bin Talqi bin Zaid bin Umaiyah r.a.
237. Mu'adz bin Jabal bin Amru bin Aus r.a.
238. Qais bin Mihshan bin Khalid r.a.
239. Abu Khalid al-Harits bin Qais bin Khalid r.a.
240. Jubair bin Iyas bin Khalid r.a.
241. Abu Ubadah Sa’ad bin Utsman r.a.
242. ‘Uqbah bin Utsman bin Khaladah r.a.
243. Ubadah bin Qais bin Amir bin Khalid r.a.
244. As’ad bin Yazid bin al-Fakih r.a.
245. Al-Fakih bin Bisyr r.a.
246. Zakwan bin Abdu Qais bin Khaladah r.a.
247. Mu'adz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
248. Aiz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
249. Mas’ud bin Qais bin Khaladah r.a.
250. Rifa’ah bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
251. Khallad bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
252. Ubaid bin Yazid bin Amir bin al-Ajalan r.a.
253. Ziyad bin Lubaid bin Tha’labah r.a.
254. Khalid bin Qais bin al-Ajalan r.a.
255. Rujailah bin Tha’labah bin Khalid r.a.
256. Atiyyah bin Nuwairah bin Amir r.a.
257. Khalifah bin Adi bin Amru r.a.
258. Rafi’ bin al-Mu’alla bin Luzan r.a.
259. Abu Ayyub bin Khalid al-Anshori r.a.
260. Tsabit bin Khalid bin al-Nu’man r.a.
261. ‘Umarah bin Hazmi bin Zaid r.a.
262. Suraqah bin Ka’ab bin 'Abdul Uzza r.a.
263. Suhail bin Rafi’ bin Abi Amru r.a.
264. Adi bin Abi al-Zaghba’ al-Juhani r.a.
265. Mas’ud bin Aus bin Zaid r.a.
266. Abu Khuzaimah bin Aus bin Zaid r.a.
267. Rafi’ bin al-Harits bin Sawad bin Zaid r.a.
268. Auf bin al-Harits bin Rifa’ah r.a.
269. Mu’awwaz bin al-Harits bin Rifa’ah r.a.
270. Muaz bin al-Harits bin Rifa’ah r.a.
271. An-Nu’man bin Amru bin Rifa’ah r.a.
272. 'Abdullah bin Qais bin Khalid r.a.
273. Wadi’ah bin Amru al-Juhani r.a.
274. Ishmah al-Asyja’i r.a.
275. Tsabit bin Amru bin Zaid bin Adi r.a.
276. Sahl bin ‘Atik bin al-Nu’man r.a.
277. Tsa’labah bin Amru bin Mihshan r.a.
278. Al-Harits bin al-Shimmah bin Amru r.a.
279. Ubai bin Ka’ab bin Qais r.a.
280. Anas bin Muaz bin Anas bin Qais r.a.
281. Aus bin Tsabit bin al-Munzir bin Haram r.a.
282. Abu Syeikh bin Ubai bin Tsabit r.a.
283. Abu Tolhah bin Zaid bin Sahl r.a.
284. Abu Syeikh Ubai bin Tsabit r.a.
285. Haritsah bin Suraqah bin al-Harits r.a.
286. Amru bin Tsa’labah bin Wahb bin Adi r.a.
287. Salit bin Qais bin Amru bin ‘Atik r.a.
288. Abu Salit bin Usairah bin Amru r.a.
289. Tsabit bin Khansa’ bin Amru bin Malik r.a.
290. Amir bin Umaiyyah bin Zaid r.a.
291. Muhriz bin Amir bin Malik r.a.
292. Sawad bin Ghaziyyah r.a.
293. Abu Zaid Qais bin Sakan r.a.
294. Abul A’war bin al-Harits bin Zalim r.a.
295. Sulaim bin Milhan r.a.
296. Haram bin Milhan r.a.
297. Qais bin Abi Sha’sha’ah r.a.
298. 'Abdullah bin Ka’ab bin Amru r.a.
299. ‘Ishmah al-Asadi r.a.
300. Abu Daud Umair bin Amir bin Malik r.a.
301. Suraqah bin Amru bin ‘Atiyyah r.a.
302. Qais bin Mukhallad bin Tsa’labah r.a.
303. Al-Nu’man bin Abdi Amru bin Mas’ud r.a.
304. Al-Dhahhak bin Abdi Amru r.a.
305. Sulaim bin al-Harits bin Tsa’labah r.a.
306. Jabir bin Khalid bin Mas’ud r.a.
307. Sa’ad bin Suhail bin 'Abdul Asyhal r.a.
308. Ka’ab bin Zaid bin Qais r.a.
309. Bujir bin Abi Bujir al-Abbasi r.a.
310. ‘Itban bin Malik bin Amru al-Ajalan r.a.
311. ‘Ismah bin al-Hushain bin Wabarah r.a.
312. Hilal bin al-Mu’alla al-Khazraj r.a.
313. Oleh bin Syuqrat r.a. (khadam Nabi s.a.w.)

Lahum... al-Faatihah

martedì 6 giugno 2017

SUNNAH NABI

SUNNAH NABI ITU MEMANG SUPER

1. B.A.B duduk, beresiko tinggi terkena wasir/ambeien. BAB jongkok lebih bersih dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

2. Kencing berdiri beresiko prostat dan batu ginjal. Kencing jongkok lebih bersih dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

3. Enzim di tangan membantu makanan lebih mudah dicerna. Dibanding dengan besi, kayu, atau plastik, makan dengan tangan lebih bersih, fitrah dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

4. Makan dan minum berdiri dpt mengganggu perncernaan. Dengan duduk lebih santun dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

5. Makan di kursi, masih kurang menyehatkan. Dengan duduk di lantai, tubuh akan membagi perut menjadi 3 ruang: udara, makanan dan air, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

6. Makan buah setelah makan (cuci mulut) kurang bagus bagi lambung, karena ada reaksi asam. Yang sehat adalah makan buah sebelum makan, membantu melicinkan saluran pencernaan dan membuatnya lebih siap, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

7. Tidur tengkurep tidak bagus untuk kesehatan, bahkan itu tidurnya syetan. Tidur menghadap kanan lebih menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

8. Banyak Rahasia Sunnah yg telah diteliti para pakar, dari segi hikmah, manfaat, dan kesehatan. Benarlah yg dikatakan: di balik sunnah ada kejayaan. Bagi kita, jika misalnya belum tahu manfaatnya, terus saja semangat mengikuti adab dan tuntunan Rasul. Manfaat itu efek samping, motivasi utamanya adalah mengikuti adab dan tuntunan Rasul.

Silahkan LIKE & SHARE jika bermanfaat...
Copase

kiriman

semua tidak berjalan sendiri, semua saling membutuhkan  yang dibawah dan yang di atas jangan pernah sombong dengan keadaanmu yang sekarng ka...